Pola Resistensi Bakteri pada Pasien Non TBC (Tuberkulosis) di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Kota Bandung

  • Stikes Jenderal A. Yani Cimahi
  • Stikes Jenderal A. Yani Cimahi
  • Stikes Jenderal A. Yani Cimahi
Keywords: ISP, resistensi bakteri, antibiotik

Abstract

Infeksi saluran pernafasan (ISP) merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Pada negara berkembang memerlukan antibiotik sebagai pengobatan tetapi penggunaan antibiotik beresiko terjadinya resistensi. Sehingga sering terjadinya pola perubahan kepekaan kuman terhadap antibiotic maka perlu dipantau secara berkala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola resistensi bakteri terhadap antibiotik pada penderita (ISP) di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Kota Bandung pada bulan Mei 2018. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Dengan melakukan pemeriksaan uji resistensi antiobiotik dari 37 isolat dari 30 pasien penderita ISPA. Diambil koloni yang telah teridentifikasi dengan melakukan subkultur pada media Agar Nutrient (AN), pembuatan suspensi Mc Farland, lalu diinokulasi pada media Muler Hinton Agar (MHA), pengukuran zona hambat dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Hasil penelitian menunjukan pola resistensi bakteri S. epidermidis resisten terhadap antibiotik Cefotaxime dan Cefadroxil (40%), Ciprofloxacin (20%). Streptococcus sp resisten terhadap antibiotik ciprofloxacin, cefotaxime dan cefadroxil (33,3%). S. aureus resisten terhadap antibiotik Cefotaxime (31%), Ciprofloxacin (15%), Cefadroxil (8%). P. aeruginosa resisten terhadap antibiotik Cefotaxime dan Cefadroxil (100%). E. aerogenes resisten terhadap antibiotik Cefadroxil (100%). K. pneumoniae resisten terhadap antibiotik Cefadroxil (91%), Ciprofloxacin dan Cefotaxime (9%). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pola resistensi bakteri pada pasien ISP Non Tuberkulosis di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Kota Bandung bervariasi dimana didapatkan bakteri gram negatif sebesar 53 % dan bakteri gram positif 57 %. Bakteri gram positif dengan persentase tertinggi adalah S. Aureus 35 % dan bakteri gram negatif dengan persentase tertinggi adalah K. Pneumoniae 30 %. Gram positif yang mengalami resistensi tertinggi adalah S. Epidermidis resisten terhadap antibiotik cefotaxime dan cefadroxil sebesar 40 %, sedangkan pada bakteri gram negatif adalah P. Aerogenosa resisten terhadap antibiotik cefotaxime dan cefadroxil sebesar 100 %.

Published
2019-04-16